Sudah cukup lama langit tidak menurunkan bulir-bulir air kehidupan bagi manusia. Tampaknya semua manusia merindukan hujan, atau mungkin hanya aku saja. Ada sesuatu yang aku rindukan dari hujan yang rela turun ke bumi. Tetesnya memberi aroma langka pada tanah dan anginnya menyejukkan hati yang tengah gundah.
Aku tidak pernah benar-benar mengerti mengapa sebenarnya aku begitu merindukan hujan. Padahal hujan sering menjadi alasan bagi manusia malas sepertiku untuk bermalas-malasan. Sering pula aku berteduh saat hujan turun. Lalu apa sebenarnya yang aku rindukan dari hujan? Aku tidak paham dengan kerinduan ini.
Yang aku tahu bahwa hujan selalu menghadirkan kenangan-kenangan indah. Kenangan yang tak pernah ingin jadi kenangan. Karena kenangan adalah sesuatu yang telah selesai terjadi. Terekam jelas dalam ingatan bahwa ada seseorang yang saat itu berteduh bersamaku. Berteduh untuk menghindari hujan yang datang tanpa permisi. Meski kemudian kita sama-sama membelah hujan agar lekas sampai ke tempat tujuan. Begitu relanya membiarkan hujan membasahi seluruh anggota tubuh kita.
Setiap hujan turun, seolah aku terbawa pada indahnya kenangan menikmati hujan bersamamu. Menyeretku ke dalam masa lalu. Kepalaku penuh sesak oleh kenangan tentang kita. Padat merayap, seperti kenangan itu sedang antri untuk di ingat oleh diriku. Ingatan akan kenangan yang melahirkan rindu pada yang di ingat nya.
Hujan pada saat itu sungguh indah. Ada kamu yang menemaniku berteduh. Berteduh dalam satu atap sebuah warung di pinggir jalan. Kita membeli beberapa cemilan dan minuman, kemudian memakannya sambil bercanda dan tertawa. Sesekali saling menyipratkan air ke muka masing-masing, lalu kemudian saling mengelapnya. Sambil berdoa agar hujan segera reda.
Mungkin orang-orang yang berteduh saat itu iri melihat kita. Berdua, mesra, dan saling menghangatkan. Kamu menawariku memakai jas hujan yang kamu bawa. Namun aku selalu menolaknya. Aku tidak tega melihat mu kedingan di tengah hujan. Biar aku saja yang merasakan dingin angin yang menusuk dada.
Jadi, karena kenangan itu aku merindukan hujan. Karena hujan selalu membawa mu pada ku. Membawa aku pada masa lalu bersama mu. Meski tak bisa ku pungkiri bahwa hujan juga yang membuat luka hatiku menjadi basah dan selalu basah.