Minggu, 27 September 2015

Hujan dan Kenangan


Sudah cukup lama langit tidak menurunkan bulir-bulir air kehidupan bagi manusia. Tampaknya semua manusia merindukan hujan, atau mungkin hanya aku saja. Ada sesuatu yang aku rindukan dari hujan yang rela turun ke bumi. Tetesnya memberi aroma langka pada tanah dan anginnya menyejukkan hati yang tengah gundah.

Aku tidak pernah benar-benar mengerti mengapa sebenarnya aku begitu merindukan hujan. Padahal hujan sering menjadi alasan bagi manusia malas sepertiku untuk bermalas-malasan. Sering pula aku berteduh saat hujan turun. Lalu apa sebenarnya yang aku rindukan dari hujan? Aku tidak paham dengan kerinduan ini.

Yang aku tahu bahwa hujan selalu menghadirkan kenangan-kenangan indah. Kenangan yang tak pernah ingin jadi kenangan. Karena kenangan adalah sesuatu yang telah selesai terjadi. Terekam jelas dalam ingatan bahwa ada seseorang yang saat itu berteduh bersamaku. Berteduh untuk menghindari hujan yang datang tanpa permisi. Meski kemudian kita sama-sama membelah hujan agar lekas sampai ke tempat tujuan. Begitu relanya membiarkan hujan membasahi seluruh anggota tubuh kita.

Setiap hujan turun, seolah aku terbawa pada indahnya kenangan menikmati hujan bersamamu. Menyeretku ke dalam masa lalu. Kepalaku penuh sesak oleh kenangan tentang kita. Padat merayap, seperti kenangan itu sedang antri untuk di ingat oleh diriku. Ingatan akan kenangan yang melahirkan rindu pada yang di ingat nya.

Hujan pada saat itu sungguh indah. Ada kamu yang menemaniku berteduh. Berteduh dalam satu atap sebuah warung di pinggir jalan. Kita membeli beberapa cemilan dan minuman, kemudian memakannya sambil bercanda dan tertawa. Sesekali saling menyipratkan air ke muka masing-masing, lalu kemudian saling mengelapnya. Sambil berdoa agar hujan segera reda.

Mungkin orang-orang yang berteduh saat itu iri melihat kita. Berdua, mesra, dan saling menghangatkan. Kamu menawariku memakai jas hujan yang kamu bawa. Namun aku selalu menolaknya. Aku tidak tega melihat mu kedingan di tengah hujan. Biar aku saja yang merasakan dingin angin yang menusuk dada.

Jadi, karena kenangan itu aku merindukan hujan. Karena hujan selalu membawa mu pada ku. Membawa aku pada masa lalu bersama mu. Meski tak bisa ku pungkiri bahwa hujan juga yang membuat luka hatiku menjadi basah dan selalu basah.


Selasa, 15 September 2015

Rindu

Bila rindu ini ku goreskan pada lembaran kertas.
Aku tidak tahu seberapa banyak tinta yang terbuang untuk menuliskan kerinduan ini.
Juga tidak tahu seberapa banyak kertas yang terpakai hingga tercipta menjadi buku.
Dan seberapa banyak kata demi kata yang terukir hingga menjadi frasa.

Melawan rindu.
Menahan temu.

Kerinduan pada seseorang yang tak terhitung seberapa besar.
Dan pertemuan tidak pasti adanya.
Di saat itu lah, hanya mampu ku sampaikan melalui tulisan, melodi, syair yang tak kunjung usai.
Dengan satu harapan, yang di rindukan akan merasakan kerinduan ini.

Aku, tidak pernah memaksa agar rindu menemui yang dirindukan.
Sebisa mungkin menahan, merasakan dan menghayati arti sebuah kerinduan.
Sayangnya, rindu tidak pernah menjadi hal yang sederhana.
Rindu tetaplah rindu.

...

Pada kertas yang telah usang, yang penuh di jejali kata rindu.
Aku lebih memilih membuka lembaran baru.
Masih suci.
Belum ada satu kata pun goresan.

Dan aku mulai menuliskan rindu yang baru.
Rindu yang selalu terbalas.
Rindu yang tak pernah bertepuk sebelah tangan.
Dan hal pertemuan menjadi sesuatu yang pasti.

#SA

Senin, 07 September 2015

Untuk Hati

Untuk hatiku..

Hati bisa kah kau sekuat batu karang
Yang ikhlas menerima meski terus diterjang ombak
Yang tetap tegar meski banyak orang yang menginjak
Yang tak pergi meski hidupmu terancam

Hati..
Bisa kah kamu lebih menerima layaknya daun yang gugur namun ia tidak pernah membenci angin
Bisa kah kamu ikhlas seperti Ibu yang menyapih anaknya ketika sakit
Bisa kah kamu tulus seperti liur bayi yang menetes

Hati..
Maafkan aku telah membiarkan dirimu sakit
Maaf karena telah membiarkan dirimu dibolak balikan oleh orang lain
Maaf juga telah membiarkan hal hal yang buruk masuk kedalam dirimu

Hati, jadilah yang paling kuat diantara semua organ tubuhku.
Kamulah yang paling penting bagiku.
Bagi orang yang mungkin terlalu berperasaan seperti ku.

#SA